Warga Tengger menyaksikan Gunung Bromo mengeluarkan asap putih terpantau dari Gunung Pananjakan, Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (24/11/2010). Gunung Bromo kini berstatus awas dengan jarak aman radius 3 kilometer dari puncak.
Kendati kawah Gunung Bromo telah meletus beberapa kali sejak Jumat (26/11) petang, permukiman Tengger di Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo tetap bersih dari abu ataupun bau belerang. Warga pun beraktivitas seperti biasa.
Dalam pantauan Kompas, Sabtu (27/11), tidak ada bau belerang maupun hujan abu di Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Demikian pula di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Asap hanya terlihat kelabu membumbung dari kawah ke arah barat daya. Namun, PMI Kabupaten Malang tetap menyosialisasikan jalur pengungsian dan membagikan 2.000 masker kepada ketua-ketua RT di dua dusun - Ngadas dan Jarak Ijo, Desa Ngadas.
Selain itu, menurut Camat Poncokusumo, Kabupaten Malang Dwi Ilham, jika terjadi bencana, sudah disiapkan pengungsian di rest area Desa Gubugklakah Poncokusumo. Kalau tidak cukup, masih ada lapangan Wringinanom yang bisa dimanfaatkan. Kedua tempat pengungsian ini berjarak 10 km dari Gunung Bromo.
"PMI Kabupaten Malang menyiapkan dua truk dan ada pula 12 kendaraan station milik warga yang bisa digunakan bila kondisi darurat," kata dr Abdurrahman dari PMI Kabupaten Malang.
Sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/11/27/1546430/Letusan.Bromo.Belum.Berdampak.ke.Permukiman.Tengger.-5