Sujud Sutrisno, Seniman Kendang yang Kini Merana


Alami Gangguan Kornea, Ditinggal Istri Pergi

Jika Anda pernah lama tinggal di Yogyakarta, mungkin pernah mendengar atau mengenal nama Sujud Sutrisno, atau yang lebih dikenal dengan nama Sujud Kendang. Kini, kondisi seniman kocak itu memprihatinkan karena gangguan penglihatan dan ditinggal istri.
------------------------------------------------------------------



Sujud "Kendang" Sutrisno

Seniman kendang yang sering mengamen berkeliling Jogja itu tak bisa beraktivitas seperti dulu lagi. Kondisi matanya tak memungkinkan Sujud menyusuri jalanan sendirian. Aktivitasnya menyusuri satu kampung ke kampung sebagai pemungut pajak rumah tangga (PPRT) juga tak lagi dilakoninya. Otomatis, pemasukan pun tak ada.

Kini, Sujud hanya mengandalkan panggilan untuk pentas saja. Itu pun terbatas, tak setiap hari dirinya dipanggil untuk mengisi sebuah acara. Sujud berharap operasi cangkok korneanya nanti berjalan lancar, agar penglihatannya kembali sempurna.

Semenjak mengalami gangguan penglihatan, Sujud memang kerap meminta bantuan kepada kawan-kawannya, sekedar untuk mengantar ke sebuah lokasi pertunjukan, atau hanya sekedar menemaninya makan. Sejak awal tahun lalu, Sujud tinggal sendirian di rumahnya yang beralamat di Rt 51 Rw 11 Badran, Jogja.

Istrinya, Mamik Sumaryati, pergi sejak satu setengah bulan lalu. Sujud sendiri tak tahu istrinya ada di mana. Dengan kondisi mata yang tak dapat melihat sempurna, Sujud tak mampu lagi mencarinya.

Apalagi untuk mencari nafkah, Sujud hanya mengandalkan panggilan untuk mengisi di sejumlah acara saja. Itu pun, tak tiap hari ada sehingga Sujud harus benar-benar menghemat.

“Istri saya memang sering pergi jika sedang ada persoalan. Sudah satu setengah bulan tak pulang kerumah. Jadi ya tinggal dirumah sendiri, untungnya keluarga saya rumahnya tak terlalu jauh dari rumah saya. Anak dari istri terdahulu juga kerap mengunjungi saya,” ujar pria kelahiran 20 September 1953 ini seperti dikutip Radar Jogja (grup JPNN).

Sujud menuturkan, sejak penglihatannya terganggu dirinya lebih banyak berada di rumah. Sebetulnya, Sujud sudah rindu untuk menyusuri kampung-kampung seperti dulu lagi. Namun apa daya, penglihatan yang terbatas membuatnya harus berdiam diri dirumah dan menunggu panggilan untuk manggung.

Biasanya, jika ada undangan untuk mengisi acara Sujud akan langsung menghubungi teman lamanya, Redho. Sujud minta diantar ke lokasi pertunjukan, dan ditunggui hingga pentas selesai.

“Biasanya saya telfon, kadang juga teman saya ini datang kerumah. Hampir setiap hari, Redho, datang kerumah saya. Saya sangat bersyukur, memiliki teman yang bisa diandalkan. Begitu pula dengan teman-teman seniman. Biasanya, undangan pentas datang dari mereka,” ungkapnya.

Hasil pentas yang diterimanya bervariasi, mulai Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu. Uang yang diperolehnya dari satu panggung ke panggung, untuk biaya hidup sehari-hari. Kadang kala jika ada sisa, ditabungnya untuk hari esok karena undangan pentas tak setiap hari ada.

Sujud mengungkapkan, meski pendapatan yang diperolehnya dari manggung lebih banyak namun dirinya lebih senang menyusuri kampung. Sebab, dirinya bisa bertemu dengan warga lainnya, dan berbincang-bincang dengan warga yang ditemuinya.

“Kalau keliling jadi PPRT biasanya sehari dapat Rp 35 ribu, kalau saat ramai bisa mencapai Rp 75 ribu. Uang itu biasanya saya pakai untuk membayar listrik, pajak bangunan, dan lainnya. Maka pas kalau saya ini sebagai PPRT karena uang yang saya hasilkan juga untuk bayar pajak,” ujarnya sembari tertawa.

Rencananya, Sujud akan menjalani operasi kornea mata untuk memulihkan penglihatannya. Sujud berharap usai operasi cangkok kornea nanti, penglihatannya bisa kembali normal sehingga bisa menyusuri kampung dengan kendangnya lagi.

Sujud merasa sangat terharu dengan dukungan yang diberikan oleh teman-teman seniman Jogja karena kepedulian dan penggalangan dana untuk biaya operasi. Setidaknya sudah lebih dari Rp 10 juta dana terkumpul untuk biaya operasinya.

Teman lama Sujud, Redho, juga berharap agar Sujud dapat sembuh dari penyakitnya. Menurutnya, kehidupan Sujud cukup berliku.

Redho mengharapkan Sujud yang usianya tak lagi muda, mendapatkan segala kemudahan untuk melanjutkan hidupnya. “Meski dalam kondisi sakit tapi Pak Sujud tetap semangat dalam menjalani hidup. Saya pun tergerak untuk membantunya, kami berteman sudah cukup lama. Semenjak pak Sujud sakit saya sering berkunjung ke rumahnya,” tutur Redho yang tinggal di Sleman ini

sumber : http://www.jpnn.com/read/2011/02/05/83727/Sujud-Sutrisno,-Seniman-Kendang-yang-Kini-Merana-

digg it
buzz yahoo
google
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
reddit





Terkait




TERPANAS

 

Rekomendasi

Dunia Bayi dan Ibu

Gambar Unik dan Foto Lucu