Bermodalkan kurang lebih Rp40 juta dari universitas seorang mahasiswa raih omzet Rp2-4 juta per bulan dari bisnis ubi jalar atau tela.
Adalah Rifqi Suprapto, mahasiswa fakultas pertanian Universitas Muhammadiah Yogyakarta, angkatan 2005, yang membuat sebuah produk makanan yang biasanya berbahan dasar terigu kini bisa dibuat dengan bahan bakar ubi jalar atau biasa disebut tela.
Berawal dari sebuah tugas yang diberikan sang dosen, yakni membuat sebuah bisnis yang berhubungan dengan pertanian, Rifqi pun menjatuhkan pilihannya pada ubi jalar atau tela sebagai bahan dasarnya untuk membuat produk makanan seperti pizza, roti,es krim, donat.
“Prinsipnya sih kita bisa buat makanan dengan bahan dasar tela yang biasanya bahan dasarnya pakai terigu,” ungkap Rifqi kala dihubungi okezone, di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Berbekal kurang lebih Rp40 juta dari modal awal yang diberikan oleh universitas, Rifqi terus mengembangkan usahanya ini. Dimana pada awalnya dikerjakan empat orang. Namun, kini hanya tinggal Rifqi seorang yang mengelola bisnis ini.
“Soalnya yang lainnya udah pada lulus, jadi tinggal saya deh yang mengelola bisnis ini sendiri, karena saya belum lulus,” ungkap Rifqi seraya tertawa.
Sebelumnya Rifqi dan teman-temannya berjualan dengan cara menitipkan produk yang diberi nama “Agrios” ini kepada sejumlah toko. Namun akhirnya pihak kampus memberikan Rifqi dan teman-temannya tempat usaha berupa toko yang berada di kawasan kampus, toko tersebut kemudian dinamakan “Agri Mart” dan pemasaran terhadap toko lainnya pun mereka kurangi.
Saat ini omzet per bulan yang diperoleh Agri Mart berkisar Rp2-Rp4 juta. Adapun produk-produk yang ditawarkan oleh Agri marta adalah ice cream tela cup Rp1.000, ice cream tela cone Rp2.500, lalu brownies tela per potongnya dijual dengan harga Rp1.000-Rp1.500, sementara untuk brownies ukuran besar dihargai seharga Rp12.000. sementara itu untuk pizza tela dihargai Rp2.000 per slice. Untuk roti seharga Rp1.500, dan donat tela seharga Rp1.200.
Rifqi mengungkapkan, produk unggulan yang paling banyak diminati oleh kalangan mahasiswa ini merupakan produk roti. “Yang paling laku sih roti ya, soalnya walaupun ini roti tela tapi kan isiannya ada macem-macem, seperti blueberry, keju, cokelat dan sebagainya,” imbuhnya.
Sayangnya, daya tahan dari porduk tela ini sendiri masih dirasakan kurang lama. Produk tela ini hanya bisa bertahan sekitar dua sampai tiga hari, karena tidak menggunakan bahan pengawet.
“Kalau kendalanya ya itu, tidak tahan lama. Cuma tahan dua sampai tiga hari. Jika nantinya dalam dua-tiga hari tidak habis paling kita kasih orang saja. Daripada mubazir, trus biasanya kalau dalam sehari kalau rame kita bias produksi 10 kilo tela, tapi kalau biasa saja, ya paling lima kilo saja,” paparnya.
Namun hal ini bukan lantas membuat Rifqi pasrah, dia bahkan mempunyai visi untuk bisa terus menciptakan invoasi lainnya dari produk tela ini. “Pokonya makanan yang berbahan dasar terigu, akan kita buat dari tela nantinya,” pungkasnya
sumber : okezone.com