Ratusan guru sertifikasi di Kota Batu, tingkat TK hingga SMA dan sederajat, kecewa dengan kebijakan pihak Dinas Pendidikan (Dispendik) setempat. Pasalnya, Dispendik setempat telah melakukan penarikan biaya untuk seminar senilai Rp 1 juta per guru.
Pembebanan biaya seminar hingga sebesar itu secara otomatis sangat memberatkan kepada para guru yang ikut proses sertifikasi. “Pembebanan biaya seminar itu sudah kami laporkan kepada Walikota dan Gubernur melalui surat resmi,” aku salah satu guru yang enggan disebutkan namanya, Senin (7/2/2011) kepada wartawan di Kota Batu.
Pada intinya, surat tersebut para guru, peserta seminar yang diadakan pihak Dinas Pendidikan Kota Batu itu, sangat keberatan dengan biaya sebesar itu. “Seminar itu, diadakan di Hotel Putri Bulan Batu, selama 3 hari dan tidak menginap,” katanya.
Pengalaman tahun lalu, tepatnya pada September 2010, pihaknya sudah mengikuti seminar yang sama. Namun, biaya hanya sebesar Rp 300 ribu. “Entah mengapa pada tahun ini kita dibebani hingga sampai Rp 1 juta,” keluh, perempuan berjilbab ini.
Padahal bebernya, kegiatan seperti itu, tidak wajib diikuti para guru. Hanya, pihak Dinas pendidikan yang memaksa untuk mengikuti seminar itu. Padahal guru di daerah lainnya tidak demikian.
“Kegiatan seminar itu biayanya tidak sampai sebesar itu. Ada biayanya juga, tapi tidak sampai Rp 1 juta. Hanya di Kota Batu saja yang sampai Rp 1 juta. Sekali lagi, kita meminta kepada Dispendik Kota Batu agar tidak melakukan kesewenang-wenangan terhadap guru peserta sertifikasi,” harap salah satu guru di SMA Negeri Kota Batu ini.
Sementara itu, di tempat berbeda, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Mistin ketika dikonfirmasi mengatakan, kegiatan seminar itu sifatnya tidak wajib. Artinya bagi para guru yang bersedia mengikuti dipersilakan dan bila tidak bersedia juga tidak apa-apa.
Seminar tersebut, jelas Mistin, hanya untuk membantu para guru atau meningkatkan kompentensi guru itu sendiri. “Sehingga kegiatan ini sifatnya sangat positif. Sedangkan masalah biaya itu terbilang relatif murah. Karena tujuannya untuk peningkatan mutu pendidikan,” katanya santai. [beritajatim.com]
