Seorang tenaga kerja wanita asal (TWK) Tasikmalaya, Jawa Barat, tewas tertabrak mobil di Uni Emirat Arab, usai mentransferkan uang untuk keluarganya ke Tasikmalaya.
Anak korban, Ny Yeyen Herawati (27) di Tasikmalaya, Senin (22/11/2010), menjelaskan, ibu kandungnya, Ny Nunung Nurlina (48) bekerja sebagai TKW di daerah Al-Aen Abudabi, Uni Emirat Arab, sebelum peristiwa tabrakan pada Jumat (19/11/2010) sempat berbincang akan mentrasferkan uang.
Setelah perbincangan akan mentransferkan uang dari Arab ke Tasikmalaya, tidak ada kabar selanjutnya keberadaan ibu kandungnya itu.
“Baru Minggu pagi kemarin, teman ibu saya yaitu Fatimah, asal Jateng, menelepon kepada saya, katanya ibu saya meninggal terserempet mobil,” kata Yeyen warga Kampung Pengkolan Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Penjelasan dari teman ibunya itu, diakui Yeyen belum dapat percaya, sehingga meminta kepastian kepada Fatimah dengan mengirimkan gambar terakhir kondisi ibunya melalui MMS.
“Setelah menerima gambar ibu saya melalui MMS, baru saya percaya,” kata Yeyen anak kedua dari almarhumah Ny Nunung.
Berdasarkan keterangan dari Fatimah, kata Yeyen, ibunya bersama Fatimah, Kamis (18/11/2010) berangkat dari rumah kontrakannya menuju sebuah mall untuk mentransfer uang ke keluarganya di Tasikmalaya.
Keterangan Fatimah, kata Yeyen saat bersama-sama pergi ke mall, Fatimah kemudian pulang lebih dulu karena ada keperluan lain, selanjutnya mendapatkan kabar Nunung tewas terserempet mobil dan meninggal dunia pada Sabtu (20/11/2010) di sebuah rumah sakit di Al-Aen.
“Kabarnya pelaku yang telah menabrak ibu saya sudah ditangani pihak yang berwajib di sana,” katanya.
Almarhum Nunung bekerja di Uni Emirat Arab sejak tahun 1990-an menjadi TKW melalui PJTKI, setelah itu bekerja sendiri menggunakan visa kerja sebagai pekerja serabutan.
Semasa kerjanya itu, almarhum Nunung berpindah-pindah tempat kerja dan terakhir tinggal di rumah kontrakan bersama beberapa temannya asal Indonesia.
Almarhum Nunung, meninggalkan tiga anak yakni Neneng Evina (29), Yeyen Herawati (27) dan Ali Rahman (13) yang masih duduk di bangku kelas 1 SMP Singaparna, Tasikmalaya.
Almarhum sebagai tulang punggung keluarganya, setiap bulan selalu mengirim uang untuk biaya sekolah anaknya serta biaya keseharian ibunya, Ny Jenab (80) dan uang yang ditransfernya itu rencananya untuk kebutuhan sekolah Ali sebesar Rp 2 juta.
“Saya berharap secepatnya jenazah ibu saya dipulangkan ke Indonesia untuk segera dimakamkan disini,” kata Yeyen yang belum mendapatkan pernyataan resmi dari Pemerintah Uni Emirat Arab maupun Indonesia terkait proses kepulangan jenazah ibunya.