Museum Batik Yogyakarta saat ini mengoleksi sekitar 1.000 jenis kain batik dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
"Museum ini menyimpan koleksi beragam jenis, corak, dan motif kain batik yang dibuat sejumlah perajin di berbagai daerah di Pulau Jawa," kata pengelola Museum Batik Yogyakarta, Prayogo, di Yogyakarta, Sabtu (9/10/10).
Ia mengatakan, museum batik ini menyimpan sejumlah koleksi kain batik yang unik dari para perajin batik tulis yang menonjolkan motif dan desain yang masih langka di pasaran.
"Museum batik ini menyimpan koleksi kain batik tulis dari sejumlah daerah di Pulau Jawa di antaranya Solo, Lasem, Pekalongan, dan Yogyakarta sendiri," katanya.
Menurut dia, dari sejumlah koleksi tersebut, koleksi yang tertua adalah kain batik yang dibuat pada 1700, dan termuda adalah koleksi kain batik yang dibuat pada 1960.
Prayogo mengatakan semua koleksi kain batik di museum ini adalah batik tulis. "Jenis kain batik yang dikoleksi di sini terdiri atas kain batik yang biasa dipakai pada hari biasa, atau keseharian, dan batik khusus untuk upacara pernikahan," jelasnya.
Ia mengatakan, pengunjung museum ini tidak hanya diperkenalkan dengan koleksi kain batik yang dibuat ratusan dan puluhan tahun lalu, tetapai juga diperkenalkan mengenai motif-motifnya. Dengan demikian, pengunjung yang kebetulan perajin batik dapat mempelajarinya, serta menerapkannya dalam membatik.
Prayogo menambahkan, tidak semua jenis kain batik layak dimasukkan ke museum. Syarat kain batik dapat dimuseumkan antara lain telah berumur 50 tahun.
Dengan demikian, kata Prayogo, pihaknya tidak asal ambil kain batik dari para perajin untuk dikoleksi, tetapi harus dipertimbangkan dengan beberapa persyaratan yang telah ditentukan.
Menurutnya, dengan adanya museum batik diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk ikut menjaga dan melestarikan kerajinan batik.