Masyarakat Kampung Sewu, Solo, Jawa Tengah, menggelar ritual kirab apem (apam) sewu setiap Zulhijah untuk mengenalkan Kampung Sewu sebagai sentra produksi apam kepada seluruh elemen masyarakat sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Selain itu, kirab tersebut juga bertujuan mengapresiasi para pembuat apam sebagai wujud rasa syukur telah terhindar dari bencana karena lokasi Kampung Sewu, Solo, merupakan daerah rawan banjir mengingat letaknya di pinggir Bengawan Solo, kata Ketua Pelaksana Kirab Apem Sewu 2010, Hadi Sutrisno, di Solo, Minggu (21/11/2010).
Ia menjelaskan, tradisi apam sewu berawal dari amanah yang disampaikan seorang ulama penyebar syiar agama Islam, Ki Ageng Gribig, kepada seluruh warga untuk membuat 1.000 kue apam dan membagikannya kepada masyarakat sebagai wujud rasa syukur.
Ritual kirab apam sewu diawali dengan kirab budaya yang dihadiri oleh ratusan peserta warga Solo yang menggunakan pakaian adat Solo, seperti kebaya, tokoh punakawan, dan kostum prajurit keraton.
Selain itu, anak-anak sekolah juga menjadi peserta kirab dengan menampilkan marching band SD, atraksi Liong (naga), serta aneka pertunjukan tarian tradisional dan teater.
Apam tersebut diarak dari lapangan Kampung Sewu menuju area sekitar kampung sepanjang dua kilometer.
Acara kirab berlangsung selama satu hari yang dimulai dengan prosesi penyerahan bahan makanan (uba rampe) pembuat kue apam dari tokoh masyarakat Solo kepada sesepuh Kampung Sewu di Lapangan Kampung Sewu, Solo.
"Ini bentuk rasa syukur kami yang telah diberikan berkah oleh Tuhan," katanya.
Dia juga mengatakan, prosesi kirab tersebut juga dijadikan sebagai potensi kebudayaan Kota Solo yang bisa mendatangkan pengunjung ke Kampung Sewu.
Dengan begitu, kata dia, masyarakat menjadi kenal Kampung Sewu sehingga berdampak pada penjualan apam.
Untuk mengimbangi promosi Kampung Sewu sebagai desa apam, kata dia, pihaknya akan memproduksi apam dengan berbagai varian sebagai inovasi penjualan apam.
"Misalnya, dengan menyediakan apam dengan berbagai rasa agar dapat dinikmati oleh berbagai kalangan," katanya.
Dia melanjutkan, pihaknya akan mengadakan pelatihan pembuatan apam agar warga Kampung Sewu semakin kreatif membuat kue apam.
sumber : http://regional.kompas.com/read/2010/11/21/11533460/Tradisi.Apem.Sewu.Amanah.Ki.Ageng.Gribig-5