Waktu berlibur di Jogja sudah habis, cuma 3 hari saja itu sangat tidak terasa dan sekarang waktunya kembali ke Surabaya. Saat kembali ke Surabaya saya akan lewat Karanganyar-Tawangmangu lagi karena saya sangat penasaran dengan Candi Cetho dan Candi Sukuh yang ada di Kabupaten Karanganyar.
Saat berangkat ke Jogja saya tidak menemukan Candi Cetho dan Candi Sukuh ini karena saya tidak melihat petunjuk yang jelas untuk menuju kesana, sedangkan waktu itu hari sudah sore jadi saya memutuskan untuk langsung ke Jogja. Hal seperti saat berangkat tidak boleh terjadi lagi, saya harus menemukan kedua candi ini. Saat saya sudah berada 12 Km dari Tawangmangu, saya bertanya kesana-sini kepada warga lokal biar saya nggak nyasar. Saya harus berhenti dan bertanya berkali-kali untuk memastikan jalan yang saya lewati sudah benar.
Tidak jauh dari pos retibusi tersebut terdapat sebuah pertigaan yang kalau lurus menuju ke Air Terjun Jumog dan Candi Sukuh, sedangkan kalau belok kiri ke Candi Cetho. Saya nggak tau jarak dari pertigan itu ke Candi Cetho jadi saya cuma refleks saja mengarahkan kendaraan belok kiri. Nanti setelah dari Candi Cetho baru ke Candi Sukuh, begitu pikir saya. Ternyata dari pertigaan itu ke Candi Cetho masih cukup jauh, jalannya menjadi sempit. Saya sempet ragu lagi, tapi setelah bertanya lagi kepada warga menjadikan niat saya kian mantap. Jalan berliku naik turun terus saya lewati dengan cepat karena sepi.
Saat berangkat ke Jogja saya tidak menemukan Candi Cetho dan Candi Sukuh ini karena saya tidak melihat petunjuk yang jelas untuk menuju kesana, sedangkan waktu itu hari sudah sore jadi saya memutuskan untuk langsung ke Jogja. Hal seperti saat berangkat tidak boleh terjadi lagi, saya harus menemukan kedua candi ini. Saat saya sudah berada 12 Km dari Tawangmangu, saya bertanya kesana-sini kepada warga lokal biar saya nggak nyasar. Saya harus berhenti dan bertanya berkali-kali untuk memastikan jalan yang saya lewati sudah benar.
Jalanan khas pegunungan membuat perjalanan saya agak santai karena udaranya sangat sejuk. Lagipula banyak jalannya juga nggak terlalu lebar, untuk berpapasan dengan dua buah mobil yang berlawanan saja harus minggir banget. Akhirnya saya sampai juga di pos pemungutan retribusi. Di pos tersebut untuk pengguna sepeda motor membayar 1.000. Kalau saya nggak salah ini adalah retribusi untuk masuk ke kawasan wisata Candi Sukuh, Candi Cetho, Air Terjun Parang Ijo, dan Air Terjun Jumog.
Tidak jauh dari pos retibusi tersebut terdapat sebuah pertigaan yang kalau lurus menuju ke Air Terjun Jumog dan Candi Sukuh, sedangkan kalau belok kiri ke Candi Cetho. Saya nggak tau jarak dari pertigan itu ke Candi Cetho jadi saya cuma refleks saja mengarahkan kendaraan belok kiri. Nanti setelah dari Candi Cetho baru ke Candi Sukuh, begitu pikir saya. Ternyata dari pertigaan itu ke Candi Cetho masih cukup jauh, jalannya menjadi sempit. Saya sempet ragu lagi, tapi setelah bertanya lagi kepada warga menjadikan niat saya kian mantap. Jalan berliku naik turun terus saya lewati dengan cepat karena sepi.
Nah dalam perjalanan inilah saya melewati perkebunan teh Kemuning. Daun teh menghijau di kanan dan kiri saya. Udara disini sangat sejuk dan pemandangannya luar biasa indah. Kebun teh yang terletak di lahan yang bergunung-gunung terlihat seakan-akan seperti di bukit teletubies, pengen rasanya berguling-guling disana. Banyak orang yang berhenti sejenak di kebun teh ini untuk sekedar foto-foto, termasuk saya. Hehehe.. Ada beberapa juga yang saya lihat berjalan-jalan di tengah kebun teh. Tapi kalau saya lihat sih nggak ada pekerja yang sedang memetik daun teh, mungkin masih libur kali ya.
Cuaca yang sebelumnya panas tiba-tiba berubah menjadi gumpalan-gumpalan awan hitam. Cepat sekali perubahan cuaca disini. Saya tidak mau kehujanan, saya tidak bisa berlama-lama menikamati indahnya kebun teh Kemuning. Saya harus segera melanjutkan perjalanan menuju ke Candi Cetho. Sepertinya jarak ke Candi Cetho masih agak jauh dari sini.