Tren terjadinya bencana di Indonesia ke depannya akan bergeser dari kawasan Indonesia barat ke Indonesia timur. Hal ini diungkapkan oleh Manajer Desk Bencana Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Irhash Ahmady di kantornya, Kamis (7/10/2010).
"Wacananya sendiri berkembang, setelah Indonesia barat mengalami berbagai bencana baik geologis maupun ecological disaster, bencana akan bergeser ke timur," ungkapnya.
Dari segi geologis sebagai natural disaster, Irhash mengatakan, pergeseran lempeng akibat gempa atau benturan di Indonesia barat mengarah ke timur. Gempa kecil yang terjadi di Manokwari, Yapen Waropen, juga Sulawesi, belakangan ini bisa disebut salah satu tanda awalnya.
Sementara itu, ecological disaster memang disebabkan karena kerusakan alam yang timbul akibat maraknya eksploitasi sumber daya alam, seperti hutan dan tambang. "Ini terlihat dari proses investasi yang bergeser ke timur, seperti di Halmahera, kemudian MIFE di Merauke," tambahnya.
Irhash menegaskan, potensi bencana ini menjadi ancaman bagi masyarakat. Sebab, pada saat ini masyarakat di Indonesia timur tidak ditopang oleh kapasitas pengetahuan dari kajian atau data bencana yang bisa dipahami dengan mudah oleh masyarakat. "Pemerintah harus mengantisipasi berbagai bentuk bencana di timur mulai dari sekarang," tandasnya.