Masih banyak calo penerimaan CPNS yang bergentayangan. Di Madiun, 43 orang telah menyetor uang kepada calo, masing-masing Rp 25 juta. Sementara di Pamekasan, sebanyak 85 orang juga menjadi korban dengan menyetor @ Rp 40 juta- Rp 50 juta.
Di Madiun, sebanyak 21 korban mendatangi Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kab Madiun, Rabu (27/10), untuk memastikan bahwa mereka diterima sebagai CPNS di Madiun.
Mereka datang silih berganti sekitar pukul 09.00 WIB dengan membawa surat panggilan Nomor 800.06/4011/212/2010 tertanggal 1 September 2010 yang ditandatangani Kepala BKD Jatim Akmal Boedianto. Setelah diberitahu bahwa surat itu palsu, mereka lemas.
Pekan lalu, juga ada 22 orang yang membawa SK Menteri yang intinya mereka dimutasi dari daerah lain ke Kab Madiun. Namun, setelah diberitahu bahwa SK itu palsu, mereka juga lemas dan sadar telah tertipu.
Kurnia Dewi Wahyuning Putri, 25, warga Jl Delima Blok D/9 Perum Jombang Permai, Jombang, adalah salah satu korban. Sarjana hukum ini datang ke Kantor BKD Madiun pukul 09.00 WIB. Gadis kelahiran Jombang 17 Agustus 1985 ini mengikuti tes CPNS 2009 bertempat di sebuah SD di Caruban. Setelah itu mendapat surat panggilan tertanggal 1 September 2010. “Sejak awal saya sudah curiga dengan orang Jombang bernama Hasan itu. Tapi yang kontak dengan dia mama,” ungkapnya.
Kalau yang datang ke BKD Madiun sebelumnya rata-rata lulusan S1, namun yang datang kemarin lulusan SMA/SMK, D2, D2, dan S1. Mereka yang jadi korban ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Madiun, Jombang, dan Kudus (Jateng).
Kabid Pembinaan dan Pemberhentian BKD Pemkab Madiun P Dyah Pentakaryati menegaskan tidak ada pemanggilan atau pemberkasan CPNS 2009. Sebab, CPNS 2009 sudah mendapatkan SK Bupati Madiun. Para korban, katanya rata-rata sudah membayar uang muka kepada calo @ Rp 25 juta dari Rp 125 juta yang dipersyaratkan.
Korban tak hanya warga sipil, melainkan juga dari TNI dan Polri. Bahkan, ada yang telah tertipu untuk kali ketiga.
Di Pamekasan, sebanyak 85 orang juga datang ke Kantor BKD untuk memastikan apakah mereka benar-benar telah diangkat sebagai CPNS. “Kami sudah mendapat SK pengangkatan lewat jalur khusus dari BKD Pamekasan dan Jatim,” ungkap Miswari di Kantor BKD Pamekasan, Rabu (27/10). Setelah mendapat penjelasan dari pihak BKD, mereka lemas.
Menurut Misrawi, SK telah diterima dua kali dari Abdul Qowi, warga Tanjung, Pademawu, Pamekasan, melalui temannya bernama Haji Martoyo, pegawai di Pelabuhan Kalianget Sumenep.
Para guru yang jadi korban ini berencana melabrak ke rumah Abdul Qowi meminta agar uang yang telah disetor tiga tahun lalu dikembalikan. Mereka telah menyetor antara Rp 40 juta (untuk D2) hingga Rp 50 juta (untuk S1). Sebanyak 15 korban berasal dari Kalianget dan 70 lainnya dari Pulau Kangean Sumenep.
Kepala BKD Pamekasan Lukman Hedi Mahdia menyatakan, penipuan semacam ini banyak terjadi di berbagai daerah. Karenanya, ia meminta kepada warga untuk waspada dan tidak percaya begitu saja kepada omongan calo. “Penerimaan CPNS sekarang ini berdasarkan tes. Sudah tidak ada jalur belakang lagi,” ujar Lukman Hedi Mahdia.