Tim Arkeolog Balai Arkeologi Banjarmasin mulai bisa mengungkap tumpukan bata di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka menyimpulkan bangunan tua tersebut sebagai candi, setelah menemukan sumuran di bagian tengahnya.
Keberadaan sebuah sumuran menjadi syarat sebuat bangunan kuno bisa disebut candi. Ketua Tim Peneliti Madya, Bambang Sakti Wiku Atmojo, Selasa (12/10), menuturkan, unsur utama sebuah candi adalah artefak, sumuran, dan relief.
Jika satu di antara unsur utama ini ditemukan, maka dipastikan bangunan tersebut sebagai sebuah candi. Akan tetapi, untuk menentukan candi tersebut berasal dari peradaban kapan, masih membutuhkan benda sejarah lainnya.
"Benda sejarah yang bisa menjadi petunjuk berupa prasasti. Sampai sekarang, kami belum menemukannya," ujar Bambang, ditemui di lokasi penggalian.
Dari prasasti akan diketahui dari era kerajaan apa bangunan tersebut didirikan. Sumuran merupakan tempat diletakkannya peripih. Dan peripih adalah sejenis nampan atau baki berbentuk segi empat, yang terdiri atas sembilan kotak.
Masing-masing kotak berisi beberapa jenis benda, misalnya benih padi, logam perak atau perunggu. Atau bisa juga berupa mata uang yang bisa menjelaskan bangunan itu berasal dari abad berapa.
"Kotak-kotak itu bisa juga berisi tulisan mantra-mantra. Biasanya peripih digunakan untuk dipersembahkan kepada Dewa. Di atas sumuran mestinya kering, tidak seperti sekarang ada air," jelasnya.
Biasanya, di atas peripih itu terletak patung dewa yang terbuat dari batu andesit. Hanya saja, benda-benda ini sudah tidak ditemukan lagi di atas sumuran.
Kesimpulan sementara, kuat dugaan candi ini berasal dari abad ke-14 dan ke-15. Bentuknya menyerupai candi di era kerajaan di Jawa Timur, yang kemungkinan besar pada zaman Hindu.
Candi utama dipastikan berukuran 5,4 x 5,4 meter, dengan ukuran batu bata dengan panjang 32- 36 sentimeter. Ketebalan batu bata 4-6 sentimeter, dan lebar 13-17 sentimeter. Candi ini hanya menggunakan dua batu bata utama pada bagian pinggirnya.
Ada 3 penampil berbentuk persegi tiga di bagian depan. Juga ditemukan dua candi pendamping, atau perwara, di sebelah kanan arah menghadap candi. Seharusnya ada dua candi pendamping lagi di sisi kiri, namun tak ditemukan.